Pada saat sesame orang tua saling memperdebatkan penting tidaknya membicarakan masalah seks kepada anak-anaknya, banyak sudah permasalahan yang dibahas di media cetak, elektronik, dan dlam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan masalah seks ini. Misalnya, gencarnya kampanye penggunaan kondom atau maraknya iklan-iklan yang menyajikan berbagai obat atau ramuan yang berkasiat membina hubungan suami isdtri. Bahkan sekarang ini telah banyak dijumpai klinik yang dapat membantu mengatasi gangguan seksual seseorang ataupun seminar-seminar yang diadakan untuk membahas masalah seksual bagi kaum remaja, dari masalah virginitas, penglaman mimpi basah, hingga penyakit kelamin. Dengan melihat begitu besar perhatian seseorang terhadap kebutuhan seksualnya, berarti masyarakat kita sudah mulai sadar arti pentingnya mendapatkan pengetahuan seks secara jelas dan terbuka. Jadi, sebetulnya pendidikan seks ini tidak terbatas jangkauannya, dari usia anak-anak, remaja, sampai orang tua. Di sini dapat dilihat, betapa pentingnya peran orangtua untuk menyikapi persoalan-persoalan yang ada dengan lebih terbuka.
Anggapan sebagian orangtua bahwa membicarakan masalah seks adalah sesuatu yang tabu sebaiknya dihilangkan. Anggapan seperti inilah yang menghambat penyampaian pengetahuan seks yang seharusnya sudah dapat dimulai dari segala usia. Di samping “”tabu””, kemungkinan besar para orangtua merasa khawatir jika mengetahui lebih banyak msalah seksualitas, si anak akan semakin meningkatkan rasa penasaran dan keberaniannya untuk memperaktikkan seks tersebut. Mencegah pengaruh dari luar untuk memenuhi rasa ingin tahu si anak mungkin tidak perlu dilakukan. Pasalnya, setiap anak yang sehat pasti ingin sekali mengetahui perkembangan dan perbedaan anggota tubuhnya dengan orang lain. Ingin merasakan dan mengetahui arti ciuman dan sentuhan seperti yang sering dilihatnya, baik di TV atau dilingkungan sekitarnya. Bisa juga anak tersebut ingin mengetahui perasaan, khayalan seksual, dan proses terjadinya reproduksi yang mungkin masih membingungkannya. Pendidikan seks di sini dapat membantu para remaja laki-laki dan perempuan untuk mengetahui resiko dari sikap seksual mereka dan mengajarkan pengambilan keputusan seksualnya secara dewasa, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan diri sendiri maupun orangtuanya.
Jika para orangtua dapat secara arif dan bijaksana menyikapi permasalahan yang dialami oleh anak-anak dan lingkungan sekitarnya terhadap masalah seks ini, arti seks itu sendiri akan berubaah menjadi sangat indah dan berarti bagi kelangsingan hidup manusia. Pentingnya membrikan pendidikan seks bagi remaja, sudah seharusnya kita pahami. Karena pada dasarnya usia remaja merupakan masa transisi, masa terjadinya perubahan, baik fisik, emosional, maupun sesual. Hormon seks dalam tubuhnya mulai berfungsi dan siap melakukan tugasnya, yaitu dengan berkembang biak memperbanyak keturunan. Perubahan hormone itu ditandai dengan kematangan seks, sehingga dorongan seks yang timbul semakin meluap. Dorongan tersebut akan semakin liar jika tidak diberi bimbingan yang benar tentang perubahan ini. Akibat dorongan seksual yang meledak-ledak tadi, para remaja biasanya melampiaskannya dengan cara mencari bacaan atau film-film porno, bahkan ada yang dengan sengaja melakukan hubungan seksual dengan perkerja seks komersial atau melakukan mansturbasi.
Pada usia remaja, seorang anak belum dapat bertanggung jawab sepenuhnya. Hal-hal yang mereka lakukan hanya merupakan kesenangan sesaat. Ketidakjelasan pendidikan seks dari orangtuanya akan menimbulkan berbagai masalah yang mengacu pada gangguan seksual ketika memasuki kehidupan seksual yang sebenarnya dengan pasangannya . Karenanya, sangat dibutuhkan bimbingan dari orangtua yang memang sudah seharusnya memiliki kedekatan hubungan dengan si anak. Orangtua haruslah mengerti dan memahami terlebih dahulu jika terjadi perubahan dalam diri anaknya sehingga anak pun merasa mendapatkan perhatian dan kasih saying dari orangtuanya. Dengan begitu, mereka tanpa segan dan malu akan membicarakan semua persoalan yang dihadapinya.
Memberikan pendidikan seks pada remaja, maksudnya membimbing dan menjelaskan tentang perubahan fungsi organ seksual sebagai tahapan yang harus dilalui dalam kehidupan manusia. Selain itu, harus memasukkan ajaran agama dan norma-norma yang berlaku. Cara-cara yang dapat digunakan misalnya dengan mengajak berdiskusi masalah seks yang ingin diketahui oleh sianak. Orangtua harus memberikan informasi yang sejelas-jelasnya dan terbuka, kapan saja, sampai sianak benar-benar mengerti apa yang dimaksud. Cara seperti itu akan menghilangkan perasaan segan dalam dirinya. Lebih baik dari orangtuanya pendidikan seks ini diketahui, daripada sianak mendapatkannya dari pendapat atau khayalan sendiri, teman, buku-buku, ataupun film-film porno yang kini dijual bebas. Dari khayalan itu mereka dapat saja menyalahgunakan arti dan fungsi organ seksualnya, sehingga akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kehamilan diluar nikah, aborsi, berbagai penyakit kelamin, atau kelainan seksual. Apabila orangtua merasa kesulitan untuk mendiskusikan atau membicarakannya, ada bakknya mereka memberikan buku pedoman yang membahas masalah seks usia remaja kepada anak-anaknya. Setelah itu, mengajak mereka untuk mendiskusikan atau membahas isi buku tersebut, yang bagi mereka mungkin masih sangat membingungkan.
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam mendiskusikan masalah seksual ini adalah harus dilakukan dalam suasana yang santai dan menyenangkan, tidak tegang atau kaku, disertai humor-humor yang ringan tetapi tetap dengan pandangan dewasa, juga perlu menyesuaikan bahasa yang digunakan dengan usia anak.
Pendidikan seks yang hanya berupa larangan atau berupa kata-kata “tidak boleh” tanpa adanya penjelasan lebih lanjut adalah sangat tidak efektif. Dikatakan tidak efektif karena pendidikan seperti ini tidak cukup untuk mempersiapkan remaja dalam menghadapi kehidupan yang semakin sulit. Pengaruh minuman keras, obat-obatan terlarang, tekanan dari teman-teman, atau patah hati akibat hubungan cintanya, akan semakin menjerumuskan mereka pada aktifitas seksual lebih dini. Dengan menjalin komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak, beban masalah yang dirasakan si anak semakin berkurang.
Pada akhirnya, semua cara yang digunakan dalam menyampaikan pendidikan seks tersebut, berpulang kepada setiap orangtua. Artinya, orangtua harus berusaha mencari cara-cara yang khusus dan praktis tentang penyampaian pendidikan seks sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, para remaja tadi akan lebih menghargai dan mengetahui hubungan seksual yang sebenarnya bersama seseorng yang dicintainya bila tiba saatnya nanti.
Title : Pendidikan Seks bagi Remaja
Description : Pada saat sesame orang tua saling memperdebatkan penting tidaknya membicarakan masalah seks kepada anak-anaknya, banyak sudah permasalahan y...